Selasa, 23 Juli 2019

KEBIJAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI




Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bisa dibilang sebagai indikator berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan dalam menjalankan, mengelola, dan membangun negara. Meskipun, ada banyak faktor baik di dalam negeri maupun di tataran global yang menjadi faktor penentu. Perekonomian Indonesia masih akan menghadapi berbagai tantangan. Di sisi eksternal, tantangan utama bersumber dari risiko pertumbuhan ekonomi global yang belum kuat dan penurunan harga komoditas. Di sisi domestik, tantangan struktural terkait dengan: ketahanan pangan, energi, serta air, daya saing industri, maritim, dan pariwisata, pembiyaan jangka panjang dan ekonomi inklusif. Di samping itu, modal dasar pembangunan serta stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan perlu diperkuat lagi. Untuk itu, bauran kebijakan diarahkan untuk mengawal stabilitas, mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dan mempercepat reformasi struktural. Ke depan, struktur ekonomi Indonesia diharapkan lebih terdiversifikasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Adapun kebijakan-kebijakan yang diperlukan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, antara lain: Pertama, memperbaiki kualitas infrastruktur guna mendorong minat investasi asing serta mengurangi biaya ekonomi yang cukup tinggi. Kedua, mendorong sektor agriculture dan Usaha Kecil Menengah agar tetap tumbuh karena sektor ini tahan terhadap gejolak dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Ketiga, mendorong kebijakan sektor industri yang bisa subtitusi impor sehingga mempunyai nilai tambah. Keempat, menerapkan peraturan easy of doing business agar iklim investasi tumbuh secara berkelanjutan. Kelima, memanfaatkan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi. Namun semua itu bisa terlaksana dengan baik jika didukung oleh pemerintah dan pengusaha swasta, agar bisa mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi oleh Indonesia.

Sektor Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Salah satu contoh sektornya adalah Sektor industri ialah bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan dan distribusinya sebagai dasarnya. Kebijakan sektor industri ialah: Pertama, pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis pertanian dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional, dan global. Kedua, pengembangan IKM dan Industri Mikro (Industri Rumah Tangga), perlu didorong untuk menjadi usaha yang makin berkembang dan maju, sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Ketiga, meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan devisa ekspor produk industri kehutanan, pertambangan, pertanian dalam arti luas berikut industri turunannya.


Industri pengolahan saat ini tumbuh menjadi yang tertinggi dibandingkan yang lain, sebesar 0,83%. Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ada tiga sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2019. Ketiga sektor itu adalah industri dengan kontribusi sebesar 20,07%, lalu perdagangan 12,20%, dan pertanian 12,65%. Namun, sektor industri hanya melaju 3,86% (year on year/yoy), terendah dibandingkan pertanian dan pertambangan. Angka ini juga lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang berada di level 4,25% (yoy). Di sektor itu, industri pengolahan tumbuh menjadi yang tertinggi dibandingkan yang lain, sebesar 0,83%. Di bidang makanan dan minuman juga terjadi peningkatan, kondisi serupa juga terjadi di industri tekstil dan pakaian.

Industri pengolahan tembakau tumbuh akibat peningkatan permintaan dalam dan luar negeri. Di bidang kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman mengalami pertumbuhan signifikan, yaitu 9,22%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik. Untuk sektor perdagangan, mengalami peningkatan secara triwulan. Pada kuartal pertama lalu angkanya tumbuh 5,26% (yoy). Di kuartal sebelumnya sektor ini hanya tumbuh 4,39%. Hal ini sejalan dengan naiknya permintaan logistik. Perdagangan besar dan eceran jauh meningkat dibandingkan perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya. Namun, pertumbuhan perdagangan dengan negara-negara lain angkanya melambat. Dengan Tiongkok, angkanya 6,4% pada kuartal pertama 2019, dari 6,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu, dengan Singapura juga jauh lebih rendah, yaitu dari 4,7% menjadi 1,3%. Kondisi serupa juga terjadi untuk Korea Selatan, pertumbuhan perdagangannya dengan Indonesia dari 2,8% menjadi 1,8%. Hanya dengan Amerika Serikat saja terjadi penguatan, dari 2,6% menjadi 3,2%.

Dan di sektor pertanian, pada kuartal pertama 2019 terjadi pertumbuhan 1,81% (yoy). Angka ini sebenarnya jauh lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 3,87%. Penurunannya terjadi akibat pergeseran masa tanam dan panen padi. Akibatnya, tanaman pangan pertumbuhannya minus 5,94%.

Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Lampung
Mayoritas Provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, sedangkan hanya beberapa Provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata nasional. Sementara itu, di dalam perspektif Asia rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 3 tahun terakhir ini masih lebih baik dibandingkan negara lain. Salah satunya Lampung ditengah pertumbuhan ekonomi dunia dan volume perdagangan dunia yang tumbuh terbatas, akselerasi ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan II 2019 diperkirakan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 5,1%-5,5% (yoy) dan potensi bias keatas. Pertumbuhan yang melebihi capaian triwulan sebelumnya akan dimotori oleh konsumsi swasta seiring dengan pola musiman hari besar keagamaan dan libur. Selain itu, laju investasi khususnya investasi bangunan juga ikut menopang seiring berlangsungnya penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis. Secara sektoral, siklus peningkatan permintaan di hari-hari tertentu diperkirakan dapat mendorong kinerja sektor perdagangan, industri pengolahan serta transportasi dan pergudangan. Adapun masih berlanjutnya produksi sektor pertanian khususnya tanaman pangan dan membaiknya produksi sektor perkebunan juga diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung.

Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan III 2019 diperkirakan berada pada kisaran 5,1%-5,5% (yoy) dengan potensi bias kebawah hingga beberapa basis poin dari capaian triwulan sebelumnya. Konsumsi swasta diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan, meskipun tidak sekuat periode sebelumnya yang ditopang faktor musiman perayaan hari besar keagamaan. Pendorong pertumbuhan lainnya diperkirakan bersumber dari meningkatnya realisasi investasi dan perbaikan net ekspor yang didukung kenaikan produksi pertanian meskipun harga komoditas utama ekspor seperti CPO dan batubara diperkirakan cenderung stagnan atau bahkan turun. Secara sektoral, siklus produksi optimal komoditas perkebunan seperti kopi, tebu dan nanas memasuki musim kemarau diperkirakan menjadi penopang kinerja sektor pertanian, juga sektor perdagangan besar-eceran dan sektor transportasi dan pergudangan.

Secara keseluruhan tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Lampung diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2018 dengan dukungan yang cukup solid dari konsumsi swasta dan investasi. Dari sisi sektoral, peningkatan aktivitas industri pengolahan, perdagangan dan pertanian juga diperkirakan dapat menopang perekonomian Lampung tahun 2019. Sementara inflasi, kendati diproyeksikan akan lebih tinggi dari capaian 2018, namun level tersebut masih sejalan dengan target inflasi nasional 3,5±1%. 


Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar