Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bisa dibilang
sebagai indikator berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan dalam menjalankan,
mengelola, dan membangun negara. Meskipun, ada banyak faktor baik di dalam
negeri maupun di tataran global yang menjadi faktor penentu. Perekonomian Indonesia masih akan
menghadapi berbagai tantangan. Di sisi eksternal, tantangan utama bersumber
dari risiko pertumbuhan ekonomi global yang belum kuat dan penurunan harga komoditas.
Di sisi domestik, tantangan struktural terkait dengan: ketahanan pangan,
energi, serta air, daya saing industri, maritim, dan pariwisata, pembiyaan
jangka panjang dan ekonomi inklusif. Di samping itu, modal dasar pembangunan
serta stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan perlu diperkuat lagi. Untuk
itu, bauran kebijakan diarahkan untuk mengawal stabilitas, mendorong momentum
pertumbuhan ekonomi dan mempercepat reformasi struktural. Ke depan, struktur
ekonomi Indonesia diharapkan lebih terdiversifikasi dan mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.
Adapun kebijakan-kebijakan yang
diperlukan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, antara lain: Pertama, memperbaiki kualitas
infrastruktur guna mendorong minat investasi asing serta mengurangi biaya
ekonomi yang cukup tinggi. Kedua,
mendorong sektor agriculture dan
Usaha Kecil Menengah agar tetap tumbuh karena sektor ini tahan terhadap gejolak
dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Ketiga, mendorong kebijakan sektor industri yang bisa subtitusi
impor sehingga mempunyai nilai tambah. Keempat,
menerapkan peraturan easy of doing
business agar iklim investasi tumbuh secara berkelanjutan. Kelima, memanfaatkan kemajuan IPTEK
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi.
Namun semua itu bisa terlaksana dengan baik jika didukung oleh pemerintah dan
pengusaha swasta, agar bisa mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi
oleh Indonesia.
Sektor
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Salah satu contoh sektornya adalah Sektor
industri ialah bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan
ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan dan distribusinya
sebagai dasarnya. Kebijakan sektor industri ialah: Pertama, pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang
berbasis pertanian dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilai
tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional, dan global. Kedua, pengembangan IKM dan Industri Mikro
(Industri Rumah Tangga), perlu didorong untuk menjadi usaha yang makin
berkembang dan maju, sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Ketiga, meningkatkan dan mengoptimalkan
perolehan devisa ekspor produk industri kehutanan, pertambangan, pertanian
dalam arti luas berikut industri turunannya.
Industri pengolahan saat ini tumbuh
menjadi yang tertinggi dibandingkan yang lain, sebesar 0,83%. Dari Data Badan
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ada tiga sektor yang berkontribusi besar
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2019. Ketiga sektor
itu adalah industri dengan kontribusi sebesar 20,07%, lalu perdagangan 12,20%,
dan pertanian 12,65%. Namun, sektor industri hanya melaju 3,86% (year on year/yoy), terendah
dibandingkan pertanian dan pertambangan. Angka ini juga lebih rendah dibanding kuartal
sebelumnya yang berada di level 4,25% (yoy). Di sektor itu, industri pengolahan
tumbuh menjadi yang tertinggi dibandingkan yang lain, sebesar 0,83%. Di bidang
makanan dan minuman juga terjadi peningkatan, kondisi serupa juga terjadi di
industri tekstil dan pakaian.
Industri
pengolahan tembakau tumbuh akibat peningkatan permintaan dalam dan luar negeri.
Di bidang kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman mengalami pertumbuhan
signifikan, yaitu 9,22%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan
domestik. Untuk sektor perdagangan, mengalami peningkatan secara triwulan. Pada
kuartal pertama lalu angkanya tumbuh 5,26% (yoy). Di kuartal sebelumnya sektor
ini hanya tumbuh 4,39%. Hal ini sejalan dengan naiknya permintaan logistik.
Perdagangan besar dan eceran jauh meningkat dibandingkan perdagangan mobil,
sepeda motor, dan reparasinya. Namun, pertumbuhan perdagangan dengan
negara-negara lain angkanya melambat. Dengan Tiongkok, angkanya 6,4% pada
kuartal pertama 2019, dari 6,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu,
dengan Singapura juga jauh lebih rendah, yaitu dari 4,7% menjadi 1,3%. Kondisi
serupa juga terjadi untuk Korea Selatan, pertumbuhan perdagangannya dengan
Indonesia dari 2,8% menjadi 1,8%. Hanya dengan Amerika Serikat saja terjadi
penguatan, dari 2,6% menjadi 3,2%.
Dan
di sektor pertanian, pada kuartal pertama 2019 terjadi pertumbuhan 1,81% (yoy).
Angka ini sebenarnya jauh lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang
mencapai 3,87%. Penurunannya terjadi akibat pergeseran masa tanam dan panen
padi. Akibatnya, tanaman pangan pertumbuhannya minus 5,94%.
Upaya
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Lampung
Mayoritas Provinsi di Indonesia mengalami
pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, sedangkan hanya beberapa Provinsi
yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata nasional. Sementara itu,
di dalam perspektif Asia rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 3 tahun
terakhir ini masih lebih baik dibandingkan negara lain. Salah satunya Lampung
ditengah pertumbuhan ekonomi dunia dan volume perdagangan dunia yang tumbuh
terbatas, akselerasi ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan II 2019
diperkirakan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 5,1%-5,5% (yoy) dan potensi
bias keatas. Pertumbuhan yang melebihi capaian triwulan sebelumnya akan
dimotori oleh konsumsi swasta seiring dengan pola musiman hari besar keagamaan
dan libur. Selain itu, laju investasi khususnya investasi bangunan juga ikut
menopang seiring berlangsungnya penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis.
Secara sektoral, siklus peningkatan permintaan di hari-hari tertentu diperkirakan
dapat mendorong kinerja sektor perdagangan, industri pengolahan serta
transportasi dan pergudangan. Adapun masih berlanjutnya produksi sektor
pertanian khususnya tanaman pangan dan membaiknya produksi sektor perkebunan
juga diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung.
Pertumbuhan ekonomi Lampung pada
triwulan III 2019 diperkirakan berada pada kisaran 5,1%-5,5% (yoy) dengan
potensi bias kebawah hingga beberapa basis poin dari capaian triwulan
sebelumnya. Konsumsi swasta diperkirakan masih menjadi pendorong utama
pertumbuhan, meskipun tidak sekuat periode sebelumnya yang ditopang faktor
musiman perayaan hari besar keagamaan. Pendorong pertumbuhan lainnya
diperkirakan bersumber dari meningkatnya realisasi investasi dan perbaikan net
ekspor yang didukung kenaikan produksi pertanian meskipun harga komoditas utama
ekspor seperti CPO dan batubara diperkirakan cenderung stagnan atau bahkan
turun. Secara sektoral, siklus produksi optimal komoditas perkebunan seperti
kopi, tebu dan nanas memasuki musim kemarau diperkirakan menjadi penopang
kinerja sektor pertanian, juga sektor perdagangan besar-eceran dan sektor
transportasi dan pergudangan.
Secara keseluruhan tahun 2019,
pertumbuhan ekonomi Lampung diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibanding tahun
2018 dengan dukungan yang cukup solid dari konsumsi swasta dan investasi. Dari sisi
sektoral, peningkatan aktivitas industri pengolahan, perdagangan dan pertanian
juga diperkirakan dapat menopang perekonomian Lampung tahun 2019. Sementara
inflasi, kendati diproyeksikan akan lebih tinggi dari capaian 2018, namun level
tersebut masih sejalan dengan target inflasi nasional 3,5±1%.
Referensi:
https://www.beritasatu.com/ekonomi/151965/agar-ekonomi-tetap-stabil-pemerintah-diminta-terapkan-5-kebijakan (Diakses: Senin, 22 Juli 2019 Jam 14.23)
https://katadata.co.id/berita/2019/05/06/sektor-industri-masih-penyumbang-terbesar-pertumbuhan-ekonomi (Diakses:
Senin, 22 Juli 2019 Jam 14.47)
http://renataacr35.blogspot.com/2016/08/kebijakan-industri-di-indonesia_24.html (Diakses: Senin, 22 Juli 2019 Jam 15.03)
http://renataacr35.blogspot.com/2016/08/kebijakan-industri-di-indonesia_24.html (Diakses: Senin, 22 Juli 2019 Jam 15.03)
https://news.detik.com/kolom/d-4153925/kualitas-pertumbuhan-ekonomi-indonesia (Diakses: Selasa, 23 Juli 2019 Jam 09.18)
https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/lampung/Pages/KEKR-Provinsi-Lampung-Periode-Februari-2019.aspx (Diakses: Selasa, 23 Juli 2019 Jam 09.54)
https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/lampung/Pages/Laporan-Perekonomian-Provinsi-Lampung-Mei-2019.aspx (Diakses: Selasa, 23 Juli 2019 Jam 10.01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar