Sabtu, 02 Oktober 2021

PENDEKATAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


CONTOH PENDEKATAN MSDM 

 


Dalam mempelajari Manajemen Sumber Daya Manusia ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:

1.    Pendekatan Mekanis (Mechanic Approach)

2.    Pendekatan Paternalis (Paternalistic Approach)

3.    Pendekatan Sistem Sosial (Social System Approach)

Dalam pendekatannya, seorang manajer harus dapat menerapkan secara efektif dan selektif metode pendekatan mana yang paling tepat dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Pendekatan yang paling efektif tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi manajer. Pendekatan masa lalu akan digunakan sebagai gambaran untuk diimplementasikan pada masa yang akan datang.


Pendekatan Mekanis (Mechanic Approach)

Pendekatan ini mengganti peranan tenaga kerja manusia dengan tenaga mesin untuk melakukan pekerjaan. Pendekatan ini menitikberatkan analisisnya pada spesialisasi, efektivitas, standarisasi, dan memperlakukan karyawan sama dengan mesin.

Contohnya Pabrik minuman yang berkarbonasi menggunakan mesin untuk melaksanakan proses produksi mulai dari pencampuran bahan hingga pengemasannya yang biasanya dioperasikan oleh manusia. Satu pekerja ditugaskan untuk mengatur satu macam mesin, dalam satu line produksi hanya membutuhkan 6-7 orang sehingga tidak diperlukan banyak orang untuk memproduksi minuman berkarbonasi tersebut. Produk yang dihasilkan lebih terjaga kualitasnya karena tidak tersentuh tangan manusia dan waktu pengerjaannya lebih cepat.

Contoh lainnya di era industry 4.0 penjaga pintu tol sudah digantikan dengan elektronik, ada yang harus menempelkan kartu, dan ada dibeberapa gerbang tol sudah menggunakan sensor automatic, sehingga pengendara tidak perlu lagi menempelkan kartunya, tinggal lewat maka pintu otomatis terbuka. Semakin lama akan semakin banyak pintu tol tanpa penjaga yang mengakibatkan tenaga kerja manusia tergantikan dengan mesin dan waktu pengerjaannya akan menjadi lebih cepat.

Dalam pendekatan mekanis, apabila ada permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja, maka unsur manusia dalam perusahaan disamakan dengan faktor produksi lainnya, sehingga pimpinan perusahaan cenderung menekan pekerja dengan upah minimum agar biaya produksi menjadi rendah.

 

Pendekatan Paternalis (Paternalistic Approach)

Pendekatan ini dilakukan manajemen dalam mengambil sikap sebagai seorang ayah dalam perusahaan dengan melakukan tindakatan protektif terhadap para karyawan. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan campur tangan pihak luar ke dalam perusahaan.

Contohnya Karyawan yang diberikan pinjaman uang serta didirikan toko sehingga karyawan tersebut dapat membeli keperluannya secara kredit.

Contoh lainnya pada Perusahaan yang terkenal dengan Operating System Windows ini, yang memberikan layanan salon dan mini spa, 11 restoran yang berbeda, bank, toko ritel, lapangan sepak bola, dan tentu saja bermain console game Xbox dengan rekan kerja. Tidak hanya itu ada juga 33 kafe, layanan lengkap keanggotaan gym gratis, panggilan dokter ke rumah, dan 55 Wi-Fi.  Selain itu, jika pegawai butuh tumpangan untuk pergi bekerja, perusahaan menyediakan angkutan bagi pegawai. Mereka juga memiliki akses lokasi pengisian baterai mobil listrik dan diskon besar produk Microsoft.

Tetapi dengan pendekatan paternalis juga dapat mengakibatkan karyawan menjadi malas, sehingga produktivitas kerjanya menjadi menurun. Akhirnya laba berkurang dan perusahaan mengalami kerugian.

 

Pendekatan Sistem Sosial (Social System Approach)

Pendekatan ini menjalankan kegiatan organisasi yang ditentukan oleh faktor-faktor luar organisasi. Pendekatan ini dapat melibatkan pihak-pihak luar organisasi yang memiliki peran sangat penting dalam kegiatan organisasi.

Contohnya Sebuah organisasi mengadakan suatu kegiatan besar di lingkungannya. Ketua organisasi ikut terjun dalam persiapan, selama acara hingga selesainya acara. Sebagai ketua organisasi beliau tidak malu melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil dan anggotanya juga tidak sungkan meminta bantuan kepada ketuanya.

Contoh lainnya Employee Gathering antara manajer dan karyawan adalah satu event tahunan yang kerap kali diselenggarakan oleh sebuah perusahaan atau instansi guna merefresh kebosanan dalam bekerja, membangun kembali tali silaturahmi karyawan serta menumbuhkan semangat bekerja sama agar kinerja serta produktivitas selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Dalam pendekatan sistem sosial, manajer mengakui dan menyadari bahwa tujuan organisasi atau perusahaan baru akan tercapai jika terbentuk kerja sama yang harmonis antara sesama karyawan, bawahan dengan atasan, serta terjadi interaksi yang baik di antara semua karyawan. Pemikiran ini didasarkan pada adanya saling ketergantungan, interaksi, dan keterkaitan di antara sesama karyawan.

 

Referensi: 

http://nananasyatus.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 (Diakses pada tanggal 30 September 2021 Jam 13.42)

https://www.slideshare.net/Anhal234/3-pendekatan-sdm (Diakses pada tanggal 30 September 2021 Jam 15.02)

http://akupengen-tahu.blogspot.com/2016/12/metode-pendekatan-dan-fungsi-msdm.html?m=1 (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2021 Jam 10.15)

https://www.andalsoftware.com/Services/Articles/Sharing-Knowledge/articleid/30/6-macam-pekerjaan-yang-sedang-digantikan-oleh-mesin (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2021 Jam 20.27)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2285325/5-perusahaan-yang-memberikan-fasilitas-surga-bagi-pekerja (Diakses pada tanggal 02 Oktober 2021 Jam 12.08)

https://javarove.com/gathering-di-masa-pandemi/ (Diakses pada tanggal 02 Oktober 2021 Jam 12.56)

 

 

Jumat, 06 Desember 2019

SISA HASIL USAHA (SHU)

JUDUL JURNAL :
A.      Pengembangan Sistem Perhitungan SHU (SISA HASIL USAHA) Untuk Meningkatkan Penghasilan Anggota Pada Koperasi Manunggal karya
Nama Penulis
-          Nurfitria Ningsih
-          Fatmawati Isnaini
-          Nurlia Handayani
-          Neneng

Alamat Institusi
-          Universitas Sembilan Belas November Kolaka
Jl. Pemuda. Tahoa, Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara
-          Universitas Teknokrat Indonesia
Jl. H. ZA Pagaralam, No 9-11, Labuhanratu, Kecamatan Kedaton, Kota BandarLampung, Lampung

Alamat Email
-          ningsinurfitria@gmail.com
-          fatmawatisinaini@gmail.com
-          nurliahandayani@gmail.com
-          neneng@teknokrat.ac.id

B.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Di Kabupaten Aceh Barat
Nama Penulis
-          Raidayani
-          Said Muhammad
-          Faisal

Alamat Institusi
-          Universitas Syaih Kuala
Jl. Teuku Nyak Arief No. 441, Kopelma Darussalam, Kecamatan Syaih Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh

Alamat Email
-          yani_ifa@yahoo.com

DITULIS ULANG OLEH :
-          Aiesa Arlita (20218362)
-          Dina Maylinda Safira (21218993)
-          Hana Rafa Hanifah (23218031)
-          Rafidah Setyawati (25218768)
-          Sumihar Arkenia Gultom (26218876)
-          Mince Nainggolan (24218142)

Kelas 2EB21 Universitas Gunadarma

File PowerPoint:  


Sisa Hasil Usaha (SHU)

Koperasi merupakan Badan Usaha dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Dengan tujuan tersebut, koperasi juga mempunyai keinginan untuk meningkatkan keuntungan bagi koperasi.
SHU Koperasi merupakan selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue/TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (Total Cost/TC) dalam satu tahun waktu, seperti model berikut: 𝝅 = TR – TC. Dalam Hal ini 𝝅 adalah keuntungan atau laba koperasi ataupun SHU pada koperasi.

Menurut Pasal 34
Ayat (1) SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh di dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan, dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan.
Ayat (2) dan Pasal yang sama menyebutkan bahwa SHU berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota.
Ayat (3) Pasal ini juga menyatakan bahwa SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk dana sosial.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi SHU Koperasi
Modal Usaha Koperasi
Modal Usaha Koperasi diutamakan berasal dari anggota, modal anggota bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini mencerminkan bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin berkembang dengan kekuatan sendiri. Ada juga modal sukarela yang berasal dari non anggota atau modal pinjaman atau dinamakan juga modal dari luar.

Jumlah Anggota
Sumber daya manusia pada koperasi biasa disebut anggota ataupun non anggota. Anggota koperasi adalah orang-orang yang menggunakan dan bekerja pada koperasi tanpa ada paksaan yang bersifat sukarela, sedangkan non anggota adalah orang-orang yang tidak melakukan daftar, RAT/ADRT, dan tidak mengikuti kegiatan usaha koperasi tetapi menerima manfaat langsung dari keberadaan koperasi tersebut.
Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi atau menanam modal dikoperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
Fungsi pendapatan ataupun laba (SHU) bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi anggota ataupun transaksi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang akan diterima oleh anggota.

Menurut Firdaus dan Susanto (2004:56)
Jumlah anggota koperasi merupakan faktor penentu dalam kehidupan dan keberlangsungan koperasi. Oleh karena itu penting bagi anggota untuk mengembangkan dan memelihara kebersamaan demi mendukung keberhasilan koperasi, sehingga dapat menggerakkan usaha-usaha koperasi yang terus aktif guna meningkatkan SHU koperasi. Jumlah anggota berpengaruh terhadap pengembangan koperasi atau peningkata SHU koperasi.

Volume Usaha
Volume Usaha merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap SHU koperasi.
Menurut Sitio dan Tamba (2001:141)
Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang atau jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan.
Volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku (Januari) sampai dengan akhir tahun buku (Desember)

Aset Koperasi
Pindyck dan Rubinfeld (2009:191)
Mendefinisikan harta atau aset sebagai sesuatu yang memberi arus keuangan atau jasa kepada pemiliknya.
Arus keuangan yang diterima koperasi dari kepemilikan aset dapat berbentuk pembayaran langsung, seperti halnya penyewaan oleh koperasi pada usaha-usaha tertentu.
Tetapi, kadang-kadang arus keuangan kepemilikan aset berbentuk tidak langsung, berupa kenaikan atau penurunan dari harga-harga aset koperasi tersebut.
Teori yang dikemukakan oleh Pindyck menjelaskan bahwa aset berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Peningkatan nilai dari aset merupakan keuntungan modal (Capital Again), sementara penurunan aset merupakan kerugian modal (Capital Loss).

Analisis Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi untuk dana cadangan dibagikan kepada angota sebanding dengan jasa yang dilakukan oleh masing-masing anggota, Pembagian sisa hasil usaha, bila diikhtisarkan adalah sebagai berikut :
-          Cadangan
-          SHU Bagian Anggota
-          Dana-Dana Pengurus
-          Dana-Dana Pendidikan
-          Dana Sosial

Contoh Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Andi dan Risky masing-masing memiliki simpanan sebesar Rp 10.700.000 dan Rp 15.300.000 dan keduanya memperoleh pendapatan masing-masing sebesar Rp 800.000.

SHU per anggota = Total Simpanan Anggota ×  Pendapatan / Jumlah Seluruh Simapana Anggota

SHU Andi = Rp 10.700.000 × Rp 800.000 / Rp 26.000.000 = Rp 329.230

SHU Risky = Rp 15.300.000 × Rp 800.000 / Rp 26.000.000 = Rp 470.769

Kesimpulan
Pada Suatu perusahaan khususnya koperasi sangat diperlukan alat pengelolaan data secara cepat dan akurat terutama dalam pengelolaan Sisa Hasil usaha (SHU). Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Daftar Pustaka





Selasa, 23 Juli 2019

KEBIJAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI




Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bisa dibilang sebagai indikator berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan dalam menjalankan, mengelola, dan membangun negara. Meskipun, ada banyak faktor baik di dalam negeri maupun di tataran global yang menjadi faktor penentu. Perekonomian Indonesia masih akan menghadapi berbagai tantangan. Di sisi eksternal, tantangan utama bersumber dari risiko pertumbuhan ekonomi global yang belum kuat dan penurunan harga komoditas. Di sisi domestik, tantangan struktural terkait dengan: ketahanan pangan, energi, serta air, daya saing industri, maritim, dan pariwisata, pembiyaan jangka panjang dan ekonomi inklusif. Di samping itu, modal dasar pembangunan serta stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan perlu diperkuat lagi. Untuk itu, bauran kebijakan diarahkan untuk mengawal stabilitas, mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dan mempercepat reformasi struktural. Ke depan, struktur ekonomi Indonesia diharapkan lebih terdiversifikasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Adapun kebijakan-kebijakan yang diperlukan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, antara lain: Pertama, memperbaiki kualitas infrastruktur guna mendorong minat investasi asing serta mengurangi biaya ekonomi yang cukup tinggi. Kedua, mendorong sektor agriculture dan Usaha Kecil Menengah agar tetap tumbuh karena sektor ini tahan terhadap gejolak dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Ketiga, mendorong kebijakan sektor industri yang bisa subtitusi impor sehingga mempunyai nilai tambah. Keempat, menerapkan peraturan easy of doing business agar iklim investasi tumbuh secara berkelanjutan. Kelima, memanfaatkan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi. Namun semua itu bisa terlaksana dengan baik jika didukung oleh pemerintah dan pengusaha swasta, agar bisa mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi oleh Indonesia.

Sektor Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Salah satu contoh sektornya adalah Sektor industri ialah bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan dan distribusinya sebagai dasarnya. Kebijakan sektor industri ialah: Pertama, pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis pertanian dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional, dan global. Kedua, pengembangan IKM dan Industri Mikro (Industri Rumah Tangga), perlu didorong untuk menjadi usaha yang makin berkembang dan maju, sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Ketiga, meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan devisa ekspor produk industri kehutanan, pertambangan, pertanian dalam arti luas berikut industri turunannya.


Industri pengolahan saat ini tumbuh menjadi yang tertinggi dibandingkan yang lain, sebesar 0,83%. Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ada tiga sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2019. Ketiga sektor itu adalah industri dengan kontribusi sebesar 20,07%, lalu perdagangan 12,20%, dan pertanian 12,65%. Namun, sektor industri hanya melaju 3,86% (year on year/yoy), terendah dibandingkan pertanian dan pertambangan. Angka ini juga lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang berada di level 4,25% (yoy). Di sektor itu, industri pengolahan tumbuh menjadi yang tertinggi dibandingkan yang lain, sebesar 0,83%. Di bidang makanan dan minuman juga terjadi peningkatan, kondisi serupa juga terjadi di industri tekstil dan pakaian.

Industri pengolahan tembakau tumbuh akibat peningkatan permintaan dalam dan luar negeri. Di bidang kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman mengalami pertumbuhan signifikan, yaitu 9,22%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik. Untuk sektor perdagangan, mengalami peningkatan secara triwulan. Pada kuartal pertama lalu angkanya tumbuh 5,26% (yoy). Di kuartal sebelumnya sektor ini hanya tumbuh 4,39%. Hal ini sejalan dengan naiknya permintaan logistik. Perdagangan besar dan eceran jauh meningkat dibandingkan perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya. Namun, pertumbuhan perdagangan dengan negara-negara lain angkanya melambat. Dengan Tiongkok, angkanya 6,4% pada kuartal pertama 2019, dari 6,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu, dengan Singapura juga jauh lebih rendah, yaitu dari 4,7% menjadi 1,3%. Kondisi serupa juga terjadi untuk Korea Selatan, pertumbuhan perdagangannya dengan Indonesia dari 2,8% menjadi 1,8%. Hanya dengan Amerika Serikat saja terjadi penguatan, dari 2,6% menjadi 3,2%.

Dan di sektor pertanian, pada kuartal pertama 2019 terjadi pertumbuhan 1,81% (yoy). Angka ini sebenarnya jauh lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 3,87%. Penurunannya terjadi akibat pergeseran masa tanam dan panen padi. Akibatnya, tanaman pangan pertumbuhannya minus 5,94%.

Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Lampung
Mayoritas Provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, sedangkan hanya beberapa Provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata nasional. Sementara itu, di dalam perspektif Asia rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 3 tahun terakhir ini masih lebih baik dibandingkan negara lain. Salah satunya Lampung ditengah pertumbuhan ekonomi dunia dan volume perdagangan dunia yang tumbuh terbatas, akselerasi ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan II 2019 diperkirakan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 5,1%-5,5% (yoy) dan potensi bias keatas. Pertumbuhan yang melebihi capaian triwulan sebelumnya akan dimotori oleh konsumsi swasta seiring dengan pola musiman hari besar keagamaan dan libur. Selain itu, laju investasi khususnya investasi bangunan juga ikut menopang seiring berlangsungnya penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis. Secara sektoral, siklus peningkatan permintaan di hari-hari tertentu diperkirakan dapat mendorong kinerja sektor perdagangan, industri pengolahan serta transportasi dan pergudangan. Adapun masih berlanjutnya produksi sektor pertanian khususnya tanaman pangan dan membaiknya produksi sektor perkebunan juga diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung.

Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan III 2019 diperkirakan berada pada kisaran 5,1%-5,5% (yoy) dengan potensi bias kebawah hingga beberapa basis poin dari capaian triwulan sebelumnya. Konsumsi swasta diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan, meskipun tidak sekuat periode sebelumnya yang ditopang faktor musiman perayaan hari besar keagamaan. Pendorong pertumbuhan lainnya diperkirakan bersumber dari meningkatnya realisasi investasi dan perbaikan net ekspor yang didukung kenaikan produksi pertanian meskipun harga komoditas utama ekspor seperti CPO dan batubara diperkirakan cenderung stagnan atau bahkan turun. Secara sektoral, siklus produksi optimal komoditas perkebunan seperti kopi, tebu dan nanas memasuki musim kemarau diperkirakan menjadi penopang kinerja sektor pertanian, juga sektor perdagangan besar-eceran dan sektor transportasi dan pergudangan.

Secara keseluruhan tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Lampung diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2018 dengan dukungan yang cukup solid dari konsumsi swasta dan investasi. Dari sisi sektoral, peningkatan aktivitas industri pengolahan, perdagangan dan pertanian juga diperkirakan dapat menopang perekonomian Lampung tahun 2019. Sementara inflasi, kendati diproyeksikan akan lebih tinggi dari capaian 2018, namun level tersebut masih sejalan dengan target inflasi nasional 3,5±1%. 


Referensi:

Kamis, 11 Juli 2019

SISTEM PEREKONOMIAN NEGARA INDONESIA




Sistem Ekonomi merupakan suatu sistem atau cara yang digunakan suatu negara untuk mengahadapi masalah-masalah perekonomian, adapun masalah perekonomian yang dimaksud yaitu: What, apa yang akan diproduksi, How, bagaimana cara untuk mendistribusi, For Whom, untuk siapa akan dikonsumsi. Tujuan sistem ekonomi diterapkan oleh suatu negara yang diharapkan akan terpenuhi adalah kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, pertumbuhan ekonomi global, kestabilan ekonomi dengan kesempatan kerja penuh, adanya dorongan untuk bekerja, serta pemerataan pendapatan.

Fungsi sistem perekonomian
Sistem ekonomi memiliki peranan penting bagi perekenomian suatu negara. Secara umum, berikut ini adalah beberapa fungsi economic system tersebut:
1.      Untuk memberikan dorongan terhadap kegiatan produksi di suatu negara.
2.      Untuk mengkoordinasikan segala kegiatan individu dalam kaitannya dengan perekonomian.
3.      Untuk mengatur pembagian hasil produksi ke semua anggota masyarakat sehingga kegiatan ekonomi berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.
4.      Untuk menciptakan suatu mekanisme tertentu dalam kegiatan distribusi barang dan jasa agar berjalan dengan baik.

Macam-macam Sistem Ekonomi
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional yaitu sebuah sistem ekonomi dalam organisasi merupakan kehidupan ekonomi yang berdasarkan kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun yang masih mengandalkan faktor produksi apa adanya.

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional
  1. Belum adanya pembagian kerja yang jelas.
  2. Masih bergantung pada sektor pertanian atau agraris.
  3.  Masih mempunyai ikatan tradisi yang sifatnya kekeluargaan, sehingga bersifat kurang dinamis.
  4. Dalam teknologi produksinya masih sederhana.


2. Sistem Ekonomi Terpusat
Sistem ekonomi terpusat termasuk dalam bentuk sistem ekonomi terencana, dan disebut juga sebagai sistem ekonomi sentral atau komando. Sistem ekonomi terpusat adalah suatu sistem ekonomi yang kegiatannya berpusat, diatur dan diawasi oleh pemerintah. Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah memiliki hak penuh untuk mengorganisir faktor produksi dan alokasi hasil produksi dalam suatu negara.

Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat
  1. Pemerintah bertanggung jawab penuh pada keputusan kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Pada proses penyaluran atau distribusi hingga kegiatan konsumsi oleh masyarakat dikelola, diawasi dan dikendalikan oleh pemerintah.
  2. Pemerintah tidak memberikan kebebasan pada perorangan maupun kelompok untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena sepenuhnya telah dikuasai oleh pemerintah.
  3. Hak pribadi tidak diakui karena semuanya diatur oleh pemerintah.
  4. Segala sumber daya ekonomi meliputi faktor modal maupun produksi dimiliki oleh pemerintah. Masyarakat tidak memiliki hak apa pun atas sumber daya ekonomi.


3. Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal yaitu suatu sistem ekonomi yang berdasarkan kebebasan seluas-luasnya bagi semua masyarakat dalam kegiatan perekonomian tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi yang dimana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut dengan laissez-faire. Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal yaitu antara lain: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.

Ciri-ciri sistem ekonomi liberal
  1. Semua sumber produksi adalah milik masyarakat secara individu.
  2. Diakuinya kebebasan pihak swasta atau masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi.
  3. Setiap orang bebas memiliki barang (hak milik diakui), termasuk barang modal.
  4. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.


4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi yang di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam berusaha melakukan suatu kegiatan ekonomi, akan tetapi disisi lain pemerintah mempunyai campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan untuk menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat pada sumber daya ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran
  1. Adanya suatu pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang menguasai hidup orang banyak yang dikuasai oleh negara.
  2. Adanya campur tangan pemerintah terhadap suatu mekanisme pasar yang melalui berbagai kebijakan ekonomi. 
  3. Adanya mekanisme suatu kegiatan perekonomian terdapat campur tangan pemerintah dengan berbagai  kebijakan ekonomi.
  4. Adanya hak milik perorangan yang diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.


5. Sistem Ekonomi Pancasila
Sistem ekonomi Pancasila yaitu sistem ekonomi yang didasari dari jiwa ideologi Pancasila yang dalamnya terdapat makna demokrasi ekonomi yakni suatu kegiatan ekonomi yang berdasarkan usaha bersama dengan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat dalam bimbingan dan pengawasan pemerintah.

Ciri-ciri sistem ekonomi pancasila
  1. Etika dan nilai agama terlibat dalam keputusan perekonomian.
  2. Kebijakan ekonomi mengedepankan nilai kemanusiaan.
  3. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasas kekeluargaan.
  4. Cabang-cabang produksi yang penting bagi rakyat dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat.

Sistem Perekonomian Indonesia
Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama Indonesia. Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena adanya pengaruh komunisme yang disebarkan oleh  Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah kembali menjadi sistem ekonomi demokrasi. Namun sistem ekonomi ini hanya bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan. Berikut ini sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari masa Orde Baru hingga Sekarang.

Sistem Ekonomi Demokrasi
Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem ekonomi demokrasi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha berusaha dalam mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.


Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi
  1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  2. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
  3. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
  4. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
  5. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
  6. Potensi, inisiatif,  dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi
  1. Sistem free fight liberalisme, yaitu  sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
  2. Sistem etatisme, dimana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
  3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.


Sistem Ekonomi kerakyatan
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.

Ciri-ciri sistem ekonomi kerakyatan

  1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.
  2. Memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.
  3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
  4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
  5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.





Demikian artikel tentang Sistem Perekonomian Negara Indonesia, mohon maaf jika dalam penulisan artikel terdapat kesalahan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. 

Referensi:
http://sosiologis.com/sistem-ekonomi-pancasila (Diakses: Jum'at, 5 Juli 2019 Jam 17.10)